Pelatihan pengolahan buah kakao menjadi biji kakao kering terfermentasi untuk meningkatkan kualitas produk

JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)(2024)

Cited 0|Views0
No score
Abstract
Abstrak: Kelompok Wanita tani (KWT) Mekar Tani merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Pedukuhan Sladi, Umbulrejo, Ponjong, Gunung Kidul yang membudidayakan tanaman kakao. Permasalah selama ini adalah sebagian besar kakao yang dihasilkan dijual dalam bentuk biji kakao basah tanpa fermentasi, sehingga harga jual dan mutunya lebih rendah. Oleh karena itu diperlukan pelatihan untuk pasca panen dan fermentasi kakao untuk meningkatkan mutu biji kakao. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah (1) meningkatan softskill dan hardskill anggota KWT Mekar Tani di dusun Sladi, desa umbulrejo dalam menerapkan teknologi fermentasi kakao, (2) untuk meningkatkan kualitas biji kakao melalui perbaikan proses pasca panen kakao dengan cara fermentasi. Mitra kegiatan pengabdian masysarakat ini adalah anggota KWT Mekar Tani berjumlah 20 orang. Metode kegiatan yang digunakan yaitu ceramah dan praktek fermentasi kakao. Sedangkan evaluasi kegiatan dilakukan melalui pengisian kuisioner yang berisi 5 buah pertanyaan. Hasil pelatihan teknologi dan fermentasi kakao menunjukkan bahwa peningkatan skill anggota KWT dalam pengolahan kakao terfermentasi dan pengetahuan tentang standar mutu biji kakao meningkat sebesar 90%. Hasil fermentasi kakao menunjukan bahwa bahwa mutu biji kakao kering terfermentasi yang dihasilkan mempunyai mutu yang lebih baik dibanding biji kakao tanpa fermentasi. Biji kakao hasil fermentasi lebih bersih berwarna coklat sedangkan biji kakao tanpa fermentasi berwarna coklat kehitaman dengan bau asam yang lebih menyengat. Hasil pengujian penggolongan biji menunjukan bahwa biji kakao yang dihasilkan oleh KWT Mekar tani termasuk dalam golongan A (jumlah biji 86-100 biji/100 gram).Abstract: The Mekar Tani Women'’s Group (KWT Mekar Tani) is one of the farmer groups in Sladi Village, Umbulrejo, Ponjong, Gunung Kidul that cultivates cocoa plants. The problem is the low quality of cocoa beans because without fermentation the selling price is lower. Therefore, training is needed for post-harvest and fermentation of cocoa to improve the quality of cocoa beans. The aim of this community service are (1) to improve the soft skills and hard skills of KWT Mekar Tani members in Sladi hamlet, Umbulrejo village in implementing cocoa fermentation technology, (2) to improve the quality of cocoa beans by improving the post-harvest process of cocoa by fermentation. The partners for this community service activity are 20 members of KWT Mekar Tani. The activity methods used were lectures and cocoa fermentation practice. Meanwhile, activity evaluation is carried out by filling out a questionnaire containing 5 questions. The results of cocoa technology and fermentation training showed that the skills of KWT members in processing fermented cocoa and knowledge about cocoa bean quality standards increased by 90%. The results of cocoa fermentation show that the quality of fermented dry cocoa beans produced is better than cocoa beans without fermentation. Fermented cocoa beans are cleaner brown while unfermented cocoa beans are blackish brown with a more pungent sour odor. The results of the bean classification test show that the cocoa beans produced included in group A (the number of beans is 86-100 seeds/100 grams).
More
Translated text
AI Read Science
Must-Reading Tree
Example
Generate MRT to find the research sequence of this paper
Chat Paper
Summary is being generated by the instructions you defined