Ekstrak tumbuhan sebagai insektisida botani untuk pengendalian ulat grayak jagung spodoptera frugiperda j. e. smith

Jagung merupakan komoditi penting setelah padi yang mendapat prioritas dalam peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. Munculnya hama invasif Spodoptera frugiperda di Indonesia menjadi ancaman keberlanjutan produksi jagung di Sulawesi Tengah. Penggunaan insektisida sintetis untuk mengendalikan hama tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut dapat digunakan insektisida botani. Masalah dalam penggunaan insektisida botani adalah petani belum mengetahui ekstrak tumbuhan yang efektif mengendalikan S. frugiperda. Program pengabdian diseminasi hasil penelitian bertujuan untuk mendampingi petani mengembangkan ekstrak tumbuhan Calotropis gigantea, Vitex negundo, dan Ageratum conyzoides. Metode pelaksanaan dengan pendekatan participatory action programs dengan tahapan: penyuluhan dan pelatihan, rancang bangun teknologi, demplot aplikasi ekstrak, pengamatan intensitas serangan S. frugiperda, serta pendampingan masyarakat. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa petani dapat membuat dan mengaplikasikan ekstrak tumbuhan C. gigantea, V. negundo dan A. conyzoides. Ketiga jenis ekstrak tumbuhan tersebut dapat menekan intensitas serangan S. frugiperda. Ekstrak C. gigantea menekan serangan S. frugiperda (6,71% menjadi 4,04% pada 35 hst, dan 3,35% menjadi 1,7% pada 42 hst), ekstrak V. negundo (6,71% menjadi 4,62% dan 3,35% menjadi 2,43%) serta ekstrak A. conyzoides (6,71% menjadi 4,99% dan 3,35% menjadi 2,43%). Dengan demikian ketiga jenis ekstrak tumbuhan tersebut berpotensi sebagai pestisida botani yang efektif untuk pengendalian S. frugiperda