Swasembada Beras Berkelanjutan Berdasarkan Total Nilai Produksi Padi di Kabupaten Lombok Tengah

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2019, luas lahan pertanian padi Kabupaten Lombok Tengah berkurang 5.404 ha dalam enam tahun terakhir. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap tingkat produksi padi/beras. Sementara jumlah penduduk terus meningkat dari 844.105 jiwa pada tahun 2008 menjadi 939.409 jiwa pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan status swasembada beras berdasarkan laju pertumbuhan penduduk dan laju konversi lahan serta mengidentifikasi keberlanjutan produksi beras di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2028. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai dari Desember 2019 hingga April 2020 menggunakan rumus matematika dari konsep gabungan teori Odum, Christeiler, Ebenezer Howard, dan Issard. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari studi kepustakaan dan observasi langung ke instansi terkait, yaitu BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Lombok Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah. Hasil Proyeksi menunjukkan Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2028 masih memiliki daya dukung lahan pertanian kelas II dengan nilai 1,59. Artinya, Kabupaten Lombok Tengah tetap mampu berswasembada beras tetapi tidak memberikan kehidupan yang layak bagi penduduk. Jika kondisi ini terus berlanjut, Kabupaten Lombok Tengah akan mengalami krisis beras pada tahun 2053.