Pengaruh Suhu, pH, dan Cahaya terhadap Pertumbuhan In Vitro Rhizoctonia solani pada Tanaman Jagung

National Multidisciplinary Sciences(2022)

Cited 0|Views2
No score
Abstract
Penyakit hawar pelepah pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia. R. solani merupakan jamur patogen nekrotrofik tular tanah yang sensitif terhadap berbagai kondisi lingkungan. Pengaruh empat variasi suhu (10, 20, 30, dan 40 oC), lima varisi tingkat pH (5, 6, 7, 8, dan 9) dan tiga variasi durasi cahaya (12 jam gelap/12 jam terang, gelap 24 jam, dan terang 24 jam) diuji terhadap pertumbuhan koloni dan pembentukan sklerosium tiga isolat R. solani dari daerah yang berbeda lokasi secara in vitro di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni tiga isolat R. solani pada kisaran suhu 10-30 oC, sedangkan pada suhu 40 oC menyebabkan kematian jamur. Pertumbuhan optimum R. solani pada suhu 30 oC. Semua isolat R. solani membentuk sklerosium pada suhu 30 oC. Tiga isolat R. solani mampu tumbuh pada kisaran pH 5-9 dengan pertumbuhan optimum pada kisaran pH 6-9. Semua isolat R. solani mampu membentuk sklerosium pada kisaran pH 5–9. Tiga isolat R. solani mampu tumbuh dan membentuk sklerosium pada kondisi siklus cahaya bergantian 12 jam gelap dan 12 jam terang, gelap 24 jam, dan terang 24 jam. Bioekologi tiga isolat R. solani berupa pengaruh pH medium dan suhu inkubasi, serta durasi cahaya menunjukkan adanya keragaman tanggapan pertumbuhan koloni. Studi ini penting untuk memahami bagaimana perkembangan isolat R. solani terjadi begitu cepat dalam perilaku yang berbeda. Pengetahuan tentang respons perkembangan jamur R. solani terhadap kondisi lingkungan yang berbeda bermanfaat dalam studi lebih lanjut terkait interaksi inang-patogen dan perkembangan penyakit.
More
Translated text
AI Read Science
Must-Reading Tree
Example
Generate MRT to find the research sequence of this paper
Chat Paper
Summary is being generated by the instructions you defined