Skrining Talasemia Beta Minor pada Pelajar SMK di Kecamatan Ciamis

Jurnal Kesehatan Vokasional(2020)

Cited 1|Views3
No score
Abstract
Latar Belakang: Frekuensi talasemia beta minor di Indonesia mencapai 6–10%. Talasemia beta minor bersifat asimtomatik sehingga peran deteksi dini perlu dilakukan untuk mencegah kelahiran talasemia mayor. Pemeriksaan hematologi telah diketahui dan teruji dapat digunakan untuk skrining talasemia beta minor pada populasi beresiko. Meningkatnya penderita talasemia beta mayor di Kabupaten Ciamis dikarenakan belum maksimalnya skrining dilakukan. Tujuan: Mengetahui frekuensi talasemia beta minor pada pelajar SMK di Kecamatan Ciamis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik cross‑sectional , yang telah dilakukan sejak bulan Maret‑Juni 2020. Subjek penelitian adalah pelajar SMK di Kecamatan Ciamis. Parameter pemeriksaan yang digunakan untuk skrining talasemia beta minor adalah MCV, Indeks Men3er , Indeks RDW, dan OTOFT. Hasil: Dari seluruh pelajar yang mengisi kuesioner sebanyak 238 pelajar, hanya 60 pelajar yang bersedia dan memenuhi kriteria penelitian. Hasil pemeriksaan parameter skrining talasemia beta minor didapatkan 5 (8,3%) pelajar MCV < 80 fL, 3 (5%) pelajar Indeks Men8er <13, Indeks RDW < 220 6 (10%) pelajar dan 9 (15%) pelajar dengan OTOFT positif. Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan 3 (5%) pelajar sebagai talasemia beta minor.
More
Translated text
AI Read Science
Must-Reading Tree
Example
Generate MRT to find the research sequence of this paper
Chat Paper
Summary is being generated by the instructions you defined